Jumat, 14 Oktober 2011

RUANG TERBUKA HIJAU

sekelompok anak bermain di kuburan (KOMPAS)

Pada gambar di samping dapat terlihat sekumpulan anak sedang bermain di areal kuburan di kawasan jakarta pusat. Hal ini sungguh ironis karena minimnya areal terbuka untuk bermain bagi anak2 seusia mereka sehingga kuburan pun di jadikan tempat bermain bagi mereka. Meskipun kuburan adalah salah satu dari ruang terbuka hijau namun berdasarkan fungsi kuburan bukan lah tempat untuk melakukan aktifitas bermain.  Banyak ruang area terbuka yang di alih fungsikan menjadi berbagai macam kepentingan seperti seperti SPBU, mall, perkantoran dsb. Padahal area terbuka hijau memiliki fungsi penting bagi lingkungan dan bagi masyarakat sekitar itu sendiri.

Diantara fungsi yang terdapat pada ruang terbuka hijau ialah:

  1. fungsi sosial :
a. tempat bermain dan berolahraga;
b. tempat bermain dan sarana olahraga;
c. tempat komunikasi sosial
d. tempat peralihan dan menunggu;
e. tempat untuk mendapatkan udara segar
f. sarana penghubung satu tempat dengan tempat lainnya;
g. pembatas diantara massa bangunan;
h. sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan;
i. sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.

  1. Fungsi ekologi :
a. penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro;
b. menyerap air hujan;
c. pengendali banjir dan pengatur tata air;
d. memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuftah;
e. pelembut arsitektur bangunan.

Begitu banyaknya dan penting akan fungsi ruang terbuka hijau di harapkan akan semakin banyak lahan-lahan yang di jadikan ruang terbuka hijau di kota-kota seluruh indonesia


Selasa, 11 Oktober 2011

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan , arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Berikut adalah sesuatu yang di hasilkan oleh seorang arsitek
Perkotaan

 









Bangunan












Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Hutan












Arsitektur dan lingkungan adalah 2 hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya, dimana setiap pembangunan yang di lakukan oleh arsitek selalu membutuhkan lahan dan bahan bangunan yang keduanya itu di dapat dari hasil kekayaan alam atau lingkungan yang ada. Mulai dari bahan kayu untuk pintu yang berasal dari pohon dan genting yang terbuat dari  tanah liat. 

Dan setiap pembangunan yang di ciptakan juga akan mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar. Seperti, dari satu buah bangunan akan menghasilkan sebuah limbah (air kotor, polusi dsb), dan penggunaan energi (listrik) yang dimana hal itu akan berdampak ke lingkungan. Di samping itu dalam pembangunan membutuhkan bahan-bahan yang tidak ramah dengan lingkungan seperti semen. Yang dapat menghambat atau menutup penyerapan air. Secara tidak langsung pembangunan adalah sebuah perusakan alam secara perlahan. 
Kerusakan lingkungan












Agar kerusakan lingkungan tidak semakin parah perlu adanya keseimbangan dalam pembangunan. Dalam hal ini dapat di katakan sebagai “arsitektur hijau” dimana setiap pembangunannya memikirkan kembali dampak yang di hasilkan dari pembangunan dapat di minimalisirkan ke lingkungan sekitar. Seperti pemilihan bahan-bahan yang ramah terhadap lingkungan, penghematan energi (listrik). Dan “arsitektur hijau” atau arsitektur yang ramah lingkungan yang benar ialah hasil akhir dari pembangunannya dapat seimbang dengan lingkungan sekitar, tidak terlihat kerusakan yang mencolok di sekitarnya.
Green School, Bali