Sabtu, 19 Juli 2014

KONSERVASI ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MALUKU UTARA



Tradisional – Tradisi – Arsitektur Tradisional

Kata tradisi berasal dari bahasa Latin traditionem, dari traditio yang berarti "serah terima, memberikan, estafet", dan digunakan dalam berbagai cara berupa kepercayaan atau kebiasaan yang diajarkan atau ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, biasanya disampaikan secara lisan dan turun temurun. Sebagai contoh adalah tradisi kegiatan masyarakat di Indonesia saat perayaan peringatan hari kemerdekaan RI di setiap tanggal 17 Agustus. Masyarakat Indonesia kerap menyelenggarakan perlombaan-perlombaan, tumpengan dan berbagai kegiatan unik lainnya. Kegiatan semacam ini tidak diketahui kapan dimulainya dan siapa yang memulainya. Namun demikian, kegiatan ini telah berlangsung sekian lama secara berulang-ulang sehingga masyarakat menjadikan kegiatan tersebut perlu dan harus dilakukan. Inilah yang bisa disebut sebagai tradisi. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan aktivitas-aktivitas keagamaan.

Tradisi adalah sebuah praktek, kebiasaan, atau cerita yang dihafalkan dan diwariskan dari generasi ke generasi, awalnya tanpa memerlukan sebuah sistem tulisan. Tradisi sering dianggap menjadi kuno; dianggap sangat penting untuk dijaga. Namun demikian ada juga beberapa tradisi yang memang sengaja diciptakan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu; sebagai alat untuk memperkuat kepentingan atas kalangan tertentu dan lain sebagainya. Tradisi semacam itu ternyata dapat diubah sesuai dengan kebutuhan saat itu dan perubahan itu masih bisa diterima sebagai bagian dari tradisi kuno. Sebagai contoh yang termasuk "penemuan tradisi" di Indonesia adalah pada masa pendudukan kolonial Belanda, mereka membutuhkan pengakuan kekuasaan di wilayah mereka berada sehingga usaha terbaik yang harus mereka lakukan adalah dengan menciptakan sebuah "tradisi" yang bisa mereka gunakan sebagai alat untuk melegitimasikan posisi mereka sendiri. Dalam hal ini mereka memanfaatkan keberadaan seorang raja sebagai alat untuk mempersatukan rakyat dibawahnya agar tetap loyal dan hormat pada sang raja sehingga mudah dikendalikan oleh sang raja dan tentu saja oleh pendudukan kolonial yang menguasai sang raja. Dengan demikian kekuasaan kolonial secara tidak langsung akan menyerap ke dalam tradisi rakyat setempat.

Dalam tataran teoritis, tradisi dapat dipandang sebagai informasi atau terdiri atas informasi. Informasi yang dibawa dari masa lalu ke masa kini dan dalam konteks sosial tertentu. Sehingga informasi ini bisa dianggap sebagai bagian yang paling mendasar meski secara fisik ada tindakantindakan atau aktifitas tertentu yang secara terus menerus juga dilakukan pengulangan-pengulangan sepanjang waktu. Dengan demikian Tradisi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau sebuah kebudayaan atau sebuah hasil karya yang dianggap berhasil dan memiliki legitimasi dalam kurun waktu yang cukup panjang dan bahkan sangat panjang (lama) yang diikuti oleh generasi generasi berikutnya secara turun temurun.


Vernakular – Arsitektur Vernakular

Menurut Yulianto Sumalyo (1993), vernacular adalah bahasa setempat, dalam arsitektur istilah ini untuk menyebut bentuk-bentuk yang menerapkan unsur-unsur budaya, lingkungan termasuk iklim 594 ComTech Vol.2 No. 2 Desember 2011: 592-602 setempat, diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, struktur, detail-detail bagian, ornamen, dll).

Sementara definisi arsitektur vernakular menurut Paul Oliver dalam Encyclopedia of Vernacular Architecture of the World adalah terdiri dari rumah-rumah rakyat dan bangunan lain, yang terkait dengan konteks lingkungan mereka dan sumber daya tersedia yang dimiliki atau dibangun, menggunakan teknologi tradisional. Semua bentuk arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi kebutuhan spesifik untuk mengakomodasi nilai-nilai, ekonomi dan cara hidup budaya yang berkembang.


Arsitektur Tradisional

Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang  bentuk,struktur ,fungsi,ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat di pakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya.  Dalam rumusan arsitektur dilihat sebagai suatu bangunan, yang selanjutnya dapat berarti sebagai suatu yang aman dari pengaruh alam seperti hujan, panas dan lain sebagainya. Suatu bangunan sebagai suatu hasil ciptaan manusia agar terlindung dari pengaruh alam, dapatlah dilihat beberapa komponen yang menjadikan bangunan itu sebagai tempat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Adapun komponen-komponen tersebut adalah : bentuk, struktur , fungsi, ragam hias serta cara pembuatan yang diwariskan secara turun temurun. Selain komponen tersebut yang merupakan faktor utama untuk melihat suatu arsitektur tradisional, maka dalam inventarisasi dan dokumentasi ini hendaknya setiap bangunan itu harus merupakan tempat yang dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Dengan memberikan pengertian ini, maka arsitektur tradisional dapat pula dikategorikan berdasarkan kepada aktivitas yang ditampungnya.


Rumah Adat Maluku Utara

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara, Indonesia Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga Ciri utama rumah Baileo adalah ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya

Fungsi
Salah satu fungsi rumah adat Baileo adalah tempat untuk berkumpul seluruh warga. Perkumpulan warga di rumah adat Baileo merupakan aktivitas yang dilakukan dalam rangka mendiskusikan permasalahn-permasalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat setempat. Selain itu, tempat ini memiliki fungsi lain yaitu tempat untuk menyimpan benda-benda keramat, tempat upacara adat dan sekaligus tempat untuk bermusyawarah.

Simbol
Ada beberapa simbol yang memberikan ciri bahwa itu adalah Rumah adat Balieo. Pertama, Batu Pamali.  Pada rumah adat Baileo posisi batu pamali berada di depan pintu tepat dimuka pintu rumah Balieo. Keberadaan batu pamali di muka pintu menunjukan bahwa rumah itu adalah balai adat. Batu pamalai adalah tempat untuk menyimpan sesaji. Selain itu, balai adat ini merupakan bangunan induk anjungan. Tiang-tiang yang menyangga rumah berjumlah sembilan yang berada di bagian depan dan belakang juga lima tiang di sisi kanan dan kiri merupakan lambang Siwa Lima. Siwa Lima adalah simbol persekutuan desa-desa di Maluku dari kelompok Siwa dan Kelompok Lima. Siwa Lima memiliki arti kita semua punya. 

Konstruksi
Rumah adat Baileo merupakan rumah panggung. Posisi lantai berada diatas permukaan tanah. Baileo tidak berdinding hal itu dilakukan merujuk kepada kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini bahwa dengan tidak adanya jendela rumah adat Baileo maka roh-roh nenek moyang bebas untuk masuk atau keluar ke rumah Baileo. Hal yang lebih penting adalah dengan tidak adanya jendela maka saat bermusyawarah masyarakat yang melihat dari luar Baileo akan lebih mudah melihat. Lantai balai yang tinggi memiliki arti yaitu agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Selain itu, masyarakat akan mengetahui bahwa permusyawaratan berlangsung dari luar ke dalam dan dari bawah ke atas. Pamali sebagai tempat persembahan dan bilik pamali sebagai tempat penyimpanan atau tempat meletakan barang-barang keramat masyarakat setempat berada di dekat pintu masuk rumah adat Baileo.

Rumah Baileo


Konstruksi dan Ruang Rumah Baileo

Fasad Rumah Baileo

Ukiran
Pada rumah adat Baileo terdapat banyak ukiran-ukiran bergambar dua ekor ayam berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di sebelah kiri kanan. Posisi ukiran ini berada di ambang pintu. Ukiran tersebut mempunyai arti dan perlambang tentang kedamaian dan kemakmuran. Hal itu terjadi karena rog nenek moya yang menjaga masyarakat Maluku. Ukiran lainnya adalah bulan, bintang dan matahari yang berada di atap dengan warna merah-kuning dan hitam. ukiran tersebut melambangkan kesiapan balai adat dalam menjaga keutuhan adat beserta hukum adatnya.


Budaya
Provinsi Maluku Utara, masyarakat di sini multietnik terdiri dari 28 sub etnis dengan 29 bahasa lokal. Maluku Utara didominasi oleh Muslim. Ternate dan Tidore telah dikunjungi para pedagang dari berbagai negara sejak abad ke-16.Bangsa-bangsa Eropa memburu rempah-rempah yang berharga saat itu dan berupaya memonopolinya. Saat ini Rempah rempah ini masih dianggap berharga tapi tidak seberharga seperti sebelumnya. Pala dan cengkeh berlimpah di sini yang digunakan sebagai bumbu masakan dan permen, juga Peninggalan-peninggalan sejarah masa silam antara lain Kadaton Sultan Ternate dan Kadaton Sultan Tidore. Anda dapat melihat warisan kekayaan budaya dan sejarahnya di museum dan kedaton. Anda dapat mengunjungi bangunan yang fantastis yaitu Masjid Sultan yang berbentuk piramida, masjid ini terletak di sebelah selatan istana di Ternate.

Corak kehidupan sosial budaya masyarakat di provinsi Maluku Utara secara umumm sangat tipikal yaitu perkawinan antara ciri budaya lokal Maluku Utara dan budaya Islam yang dianut empat kesultanan Islam di Maluku Utara pada masa lalu. Kehidupan masyarakat Maluku Utara dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya yang terdiri dari laut dan kepulauan, perbukitan, dan hutan-hutan tropis. Desa-desa di Maluku Utara umumnya terletak di pesisir pantai dan sebagian besar lainnya berada di pulau-pulau kecil. Oleh sebab itu, pola kehidupan seperti menangkap ikan, berburu, bercocok tanaman, dan berdagang masih sangat mewarnai dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Maluku Utara. Di kalangan masyarakat Maluku Utara, semboyan yang sekarang yang menjadi motto pemerintah Provinsi Maluku Utara, yakni Marimoi Ngone Futura Masidika Ngone Foruru (Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh), adalah ajakan ke arah solidaritas dan partisipasi. Potensi kultural ini merupakan modal pembangunan yang paling berharga untuk dikembangkan.