Kamis, 14 April 2011

Belajar tentang Lokalitas dari Arsitek Kenamaan Jepang Kengo Kuma

Kengo Kuma, Arsitek jepang
Bagi para arsitek, nama Kengo Kuma tentu sudah tak asing lagi. Arsitek Jepang yang berpengalaman lebih dari 10 tahun ini membagi wawasannya melalui kuliah umum, yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Senin (17/1/2011).

Jika Anda mencari nama Kengo Kuma di mesin pencari, seperti Google, Anda akan menemukan banyak artikel yang mengaitkan namanya dengan gaya arsitektur yang natural, berkelanjutan (sustainable), dan satu hal lagi, kata lokal. Pada kunjungannya kali ini, untuk memberikan kuliah umum, tak salah jika ia bercerita seputar tema "Lokalitas".

Dari sekian banyak karya yang dipresentasikannya, ada beberapa poin yang bisa disimpulkan. Pertama, Kengo Kuma tidak pernah menebang pohon atau tumbuhan yang ada di sekitar lahan di mana bangunan akan dibangun.

Kedua, ia selalu memerhatikan lingkungan sekeliling lahan, sejarah, bangunan lama, keadaan alam, iklim, dan sebagainya, yang menurut Kuma, sangat berpengaruh pada karya arsitektur yang akan dibuatnya. Ketiga, ia selalu menggunakan material lokal, yang diproduksi paling dekat dengan lokasi pembangunan, kalau perlu tanpa menggunakan transportasi atau pengangkutan sama sekali.

Menurutnya, seorang arsitek tidak bisa hanya ingin mewujudkan kreativitas. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempelajari lingkungan, ia mengambil istilah "berteman" dengan lingkungan sekitar. Setelah itu barulah membuat desain yang sesuai dengan lingkungan, yang sudah menjadi "teman" kita. Konsep seperti ini, menurutnya, akan membuat bangunan menjadi bagian menyatu dengan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar