Selasa, 28 Januari 2014

KRITIK ARSITEKTUR DESKRIPTIF

  • Dibanding metode kritik lain descriptive criticism tampak lebih nyata (factual)
  • Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
  • Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
  • Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
  • Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

  • Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
          – Static (Secara Grafis)
          – Dynamic (Secara Verbal)
          – Process (Secara Prosedural)
  • Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
  • Contextual Criticism ( Persitiwa) 


Contoh :



Kebun Binatang Ragunan Jakarta merupakan salah satu objek wisata margasatwa yang ada di Indonesia khususnya yang berada di Jakarta. Dan merupakan termasuk kebun binatang terluas yang memiliki luas wilayah 147 Ha dan memiliki berbagai macam koleksi binatang. Koleksi binatang tersebut meliputi unggas, reptil, mamalia, dan primata. bahkan koleksi primata yang dikenal dengan “Pusat Primata Schmutzer” merupakan pusat koleksi primata  terbesar yang ada di asia tenggara.

Luasnya area kebun binatang ragunan menyebabkan adanya beberapa kendala, salah satunya kegiatan pengunjung yang mengunjungi kebun  binatang Ragunan tidak sampai tuntas mengelilingi kebun binatang ini. Kebanyakan dari pengunjung sudah lelah sebelum sempat mengelilingi semua area yang ada. Atau dapat dikatakan para pengunjung hanya terpusat disatu titik area. Umumnya area tersebut merupakan area yang dekat dengan pintu utama atau area yang banyak fasilitas pendukung seperti tempat makan, arena bermain anak, dan fasilitas hiburan lainnya. 

Karena penyebaran pengunjung yang tidak merata di beberapa area kebun binatang ragunan nampak sepi dan tidak terurus.  Sehingga area tersebut terkesan menakutkan dan menyeramkan kareana berantakan, kotor, dan sepi pengunjung. Namun karena sepinya pengunjung diarea tersebut, ada beberapa pengunjung yang memanfaatkannya sebagai tempat untuk pacaran. Contohnya seperti di area harimau dan beruang yang letaknya cukup ujung menjadikan tempat jarang dikunjungi.

Namun terlepas dari sisi kurang baik, secara keseluruhan kebun binatang ragunan merupakan tempat wisata yang sudah cukup baik bagi keluarga selain lokasinya yang didalam kota, biaya masuk yang murah, selain itu kegiatan atau fasilitas yang tersedia pun cukup menghibur bagi pengunjung yang ingin sekedar berwisata dengan keluarganya ataupun pengunjung yang ingin melakukan penelitian tentang satwa maupun tumbuhan yang dikoleksi di Kebun Binatang Ragunan.

Pintu Gerbang Taman Margasatwa Ragunan

Pintu Loket Taman margasatwa Ragunan

Pusat Primata Schmutzer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar